Selasa, 18 Mei 2010

Tesis : Mixed Style dalam Manajemen Fundrising

ABSTRAK

Kehadiran Badan Amil Zakat yang di-launching sejak lahirnya Undang-undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, ternyata belum mampu mengoptimalkan potensi zakat di Indonesia secara signifikan. Sampai dengan tahun 2005, zakat yang berhasil dikelola oleh Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia, BAZ maupun LAZ, masih berkisar 10% dari potensi yang ada. Di sisi yang lain, keberadaan BAZ Jatim yang telah berhasil meningkatkan pengumpulan dana ZIS-nya hingga mencapai 300% dalam kurun waktu 3 tahun. Penelitian ini bertolak pada satu pertanyaan mayor : Bagaimana model alternatif manajemen fundrising pada Badan Amil Zakat ? Untuk memahami hal tersebut, maka penelitian ini berusaha menjawab dua pertanyaan minor : (1) bagaimana profil kegiatan fundrising BAZ Jatim ? (2) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan fundrising ? Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana model alternatif manajemen fundrising yang dapat meningkatkan pengumpulan pada Badan Amil Zakat.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dilakukan penelitian kualitatif dengan pendekatan kepuasan pelanggan dan manajemen pemasaran. Untuk mengumpulkan data digunakan wawancara mendalam, pengamatan partisipatif (partisipatory observation) dan telaah terhadap dokumen. Para informan dipilih dengan metode purposive sampling and snowball sampling dari tim fundrising Kantor BAZ Jatim, yang meliputi juru penerang (marketing), juru pungut (collector), kepala divisi umum dan staf keuangan. Untuk melengkapi data yang didapat, peneliti membandingkan dengan hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber eksternal, para pengguna jasa BAZ Jatim, yakni para donatur, koordinator donatur dan pengurus Unit Pengumpul Zakat.
Dari penelitian ini didapatkan adanya model alternatif manajemen fundrising, mixed style, yang memadukan antara model pendekatan pemerintah yang instruktif dengan model manajemen fundrising lembaga modern yang menjadikan customer sebagai subyek dalam aktivitas organisasi.
Positioning organisasi BAZ yang unik serta lingkup sasaran fundrising yang khas, menuntut pengelola BAZ untuk berupaya mengoptimalkan potensi kekuatan instruktif-birokratik yang dimiliki serta berupaya mengenali serta memenuhi berbagai value yang menjadi harapan para customer-nya.

Kata kunci : model alternatif, manajemen fundrising, Badan Amil Zakat

Senin, 10 Mei 2010

Karakteristik Pangsa Pasar BAZ

Pangsa pasar atau target marketing Badan Amil Zakat (BAZ) berbeda dengan LAZ. Padahal, kesuksesan marketing BAZ sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan terhadap sasaran/target. Oleh karenanya, BAZ yang lebih berorientasi pada pasar PNS harus menyadari karakteristik market-nya.
Indoktrinasi birokrasi yang telah berlangsung bertahun-tahun dalam diri setiap personel pemerintah, membawa dampak tersendiri dalam independensi seseorang ketika menerima tawaran 'produk' baru. Apalagi yang secara vertical terhubung dengan perundangan negara.
Pada sisi lain, nuansa otonomi daerah, bagi beberapa orang dianggap telah membuka ventilasi baru dalam 'pengap'-nya kungkungan struktural yang terjadi selama ini. Semangat untuk berani berbeda dengan pimpinan, keinginan untuk dilayani, semakin terbuka dalam situasi seperti saat ini.
Dua hal inilah yang secara langsung maupun tidak, telah mewarnai karakterisktik aparatur pemerintah pada dewasa ini.
Ditambah lagi dengan produk hukum (perundangan) yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan pengelolaan zakat masih kurang tegas. Tidak adanya sanksi bagi para wajib zakat yang mengingkari Perundangan ini, menjadi sumber permasalahan tersendiri bagi para pengelola BAZ.