Jumat, 30 Juli 2010

Ramadhan, saatnya menakar ketaatan kita

Kurang dari 1 bulan ke depan kita akan segera memasuki Ramadhan, syahrussiyam. Bulan dimana kita akan ditempa dengan berlatih meninggalkan perkara-perkara haram serta sebagian apa yang dihalalkan oleh Allah bagi kita, dari terbit fajarhingga menjelang waktu maghrib. Sebulan penuh latihan ini harus diikuti dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim yang memiliki kemampuan menjalankannya.
Rangkaian latihan pengendalian diri ini bertujuan agar derajat ketaatan kita kepada Allah SWT semakin meningkat. Puasa yang dilaksanakan dengan bersungguh-sungguh, dengan i‾manan wahtisa‾ban akan menghantarkan manusia menjadi insan yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah : 183-184). Yakni suatu derajat ketaatan yang tinggi, dimana soerang muslim senantiasa melaksanakan apa yang diperintah Allah dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, bahkan jika harus bertentangan dengan nafsunya sekalipun.
Rangkaian puasa yang dijalankan kemudian ditutup dengan test awal keberhasilan latihan yang dijalankan sebulan penuh, yakni kewajiban berzakat. Khususnya zakat mal. Banyak yang berhasil melalui tahapan test dari Allah ini dengan baik dan sukses. Namun tidak sedikit pula yang gagal di tengah, atau bahkan di akhir prosesi latihan ketakwaan ini. Ketika kewaiban zakat datang kepadanya, seseorang akan berusaha sekuat tenaga untuk ‘menawar’-nya dengan berbagai alasan, dan jika mungkin terlepas dari kewajiban zakat. Nampak sekali bahwa dia lebih mencintai harta (dunia) nya melebihi ketaatan pada Allah. Renungkan sindiran Allah :
“dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. Al-Fajr (89) : 20)
Padahal hanya Allah saja yang lebih pantas dicintai dan dilaksanakan perintah-Nya.
Ingatlah bahwa apapun yang terjadi di muka bumi ini hanyalah sebagai ujian bagi kita, hamba-hamba Allah.
Dia menguji setiap hamba, untuk mengetahui siapakah yang paling layak mendapat imbalan surga dengan segala kenikmatannya?
Dia juga menyiapkan ancaman siksa bagi mereka yang ternyata menghabiskan kesempatan hidupnya hanya untuk ingkar kepada Allah.
Semoga Allah SWT senantiasa menyelamatkan kita dari ancaman-Nya. Amin.
Wallahua’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar